RI Jadi Medan Perang Google Cs Vs Alibaba Cs

Header Halaman Destop

Banner Iklan Sariksa

RI Jadi Medan Perang Google Cs Vs Alibaba Cs

Jumat, 04 Desember 2020


Hmizone.id Indonesia kini menjadi medan pertempuran antara raksasa teknologi Amerika Serikat seperti Google dan Facebook dengan raksasa teknologi China seperti Alibaba dan Tencent. Hal ini terlihat dengan getolnya perusahaan AS suntik startup unicorn Indonesia.

Selama 11 bulan terakhir terlihat raksasa teknologi AS mulai masuk ke Indonesia dengan menggelontorkan dana besar. Facebook dan PayPal mengumumkan investasi di Gojek, Microsoft masuk Bukalapak, dan Google jadi pemegang saham Tokopedia.

Pada Startup unicorn Indonesia raksasa teknologi China sudah lebih dulu bercokol sebagai investornya. di Gojek ada Tencent dan Meituan Dianping. Bukalapak ada Ant Group. Tokopedia ada Alibaba Group.

"Indonesia, secara khusus, merupakan populasi internet terbesar keempat di dunia, memiliki banyak startup menarik dan merupakan pasar terbesar berdasarkan populasi," ujar Pin Lawjindakul, vice Presiden Lightspeed Venture Partners yang berbasis di Singapura.

Derasnya dana investor masuk ke Indonesia ditunjukkan oleh data Centro Ventures yang menyebutkan pada semester I-2020 ada US$5,6 dana investor yang masuk ke startup Asia Tenggara, sebesar 74% diinvestasikan ke startup Indonesia.

Derasnya aliran dana raksasa teknologi AS ke startup unicorn Indonesia ditengarai sebagai cara untuk menghindari kegagalan Uber yang tidak memahami kondisi pasar lokal sehingga akhirnya gulung tikar terulang kembali. Startup Indonesia tentu lebih paham kondisi pasarnya daripada perusahaan asing.

Langkah ini telah lebih dulu diterapkan oleh perusahaan teknologi China di mana mereka menyadari pentingnya berinvestasi di perusahaan lokal untuk memastikan kehadiran jangka panjang di wilayah tersebut.

Meski begitu , perusahaan Amerika tetap berhati-hati, dan sebagian besar berinvestasi di startup besar daripada di startup pemula.

"Mereka benar-benar konservatif, mereka tidak bertaruh seperti yang kita lihat Tencent, Alibaba melakukan investasi di perusahaan baru," kata Vinnie Lauria,dari di Golden Gate Ventures yang berbasis di Singapura, seperti dikutip dari South China Morning Post, Rabu (2/11/2020).

"Ketika Alibaba masuk ke Tokopedia, Tencent masuk ke Gojek - itu jauh lebih awal sebelum perusahaan AS. Ironisnya, perusahaan AS lebih menghindari risiko."

Sengitnya pertempuran raksasa teknologi AS dan China di Indonesia tak lepas dari potensi ekonomi digital Indonesia. Google, Temasek, dan Bain & Company memprediksi ekonomi digital Asia Tenggara mencapai US$105 miliar di mana US$44 miliar disumbang Indonesia.

Beberapa pihak berpendapat perusahaan teknologi China memiliki keuntungan menjadi yang pertama berinvestasi Asia Tenggara melalui investasi dan inisiatif berbasis internet, seperti pembayaran seluler.

"Medan pertempuran itu seperti pertempuran selama 10 tahun, jadi tidak ada pemenang yang jelas, tetapi saya akan mengatakan China telah menunjukkan kemampuan beradaptasi yang lebih baik dan agresif dalam menghadapi saingan AS yang keras," kata Lauria.