Download TOR LK II HMI Cabang Pekanbaru

Header Halaman Destop

Banner Iklan Sariksa

Download TOR LK II HMI Cabang Pekanbaru

Kamis, 10 Mei 2012



Tema: 

"Revitalisasi Peran Gerakan Mahasiswa, Upaya Mewujudkan Kemandirian Bangsa"

Alas Fikir


Membangun kembali semangat gerakan mahasiswa adalah tema sentral yang mesti dikembangkan para aktivis mahasiswa saat ini. pentingnya membangun kembali semangat gerakan mestinya menjadi bagian dari aktivitas mahasiswa dalam upaya ikut berpartisipasi mewarnai perubahan demi tercipatanya bansa yang mandiri, terlihat beberapa waktu terakhir ini polarisasi gerakan mahasiswa kehilangan arah hinggakan menjadi barang langka yang sulit ditemukan.

 Ada tiga hal yang menjadi spirit gerakan mahasiswa bisa tetap eksis dalam sejarah kehidupan berbangsa di negeri ini. Yaitu berkembangnya wacana kebangsaan atau ke-Indonesiaan, dunia kemahasiswaan sebagai simbol kaum terpelajar, dan keislaman sebagai sesuatu yang inhern bagi suatu gerakan. Dalam konstelasi ketiga dimensi itulah para mahasiswa banyak terinspirasi untuk melakukan sejumlah analisis menyangkut perkembangan pola-pola kehidupan berbangsa di Tanah Air tercinta ini. Dan kata kuncinya adalah kemampuan intelektualisme.


Wacana kebangsaan atau ke-indonesiaan termuat pada permasalahan-permasalahan bangsa dewasa ini, merupakan kondisi ril yang mesti disikapi oleh kaum-kaum intelektual dan aktivis agent perubahan demi mewujudkan perubahan kearah yang lebih baik. Membangun sebuah kemandiran bangsa tidak hanya dengan memposisikan diri sebagai penonton akan tetapi memposisikan diri sebagai mentor sebuah perubahan, dalam artian memberikan kontribusi yang kongkrit,solusi-solusi yang strategis serta ikut dalam merumuskan konsep kemandiarian yang ingin dicapai upaya menjawab permasalahan-permasalahan bangsa yang terjadi saat ini.


Problem dan tantangan

Namun demikian, ada pertanyaan fundamental yang layak diajukan: mungkinkah sebuah kemandiarian bangsa bisa terbangun ? Pertanyaan ini menjadi kenyataan yang tidak terhindarkan karena sudah banyak perubahan-perubahan yang dilakukan akan tetapi tujuan untuk sebuah kemandiarian semakin jauh untuk di capai.

Fenomena ril yang dapat kita lihat dari permasalahan bangsa ini adalah sulitnya mewujudkan cita-cita kemerdekan dalam mensejahterakan dan mencerdaskan  segenap rakyat indonesia, yang sungguh ironis jika kita bandingkan dengan kekayaan alam yang dimiiki tanah air ini. Kekayaan alam yang melimpah ruah bukan rakyat pribumi yang menikmatinya akan tetapi orang-orang asing yang memiliki modal yang justru menikmatinya dengan alasan tidak ada kesiapan SDM dari rakyat pribumi untuk mengelola kekayaan alam tersebut. Padahal, kesiapan SDM rakyat pribumi menjadi kewajiban dan tanggung jawab pemerintah sebagai pemegang amanah dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan.

Fenomena lain, Ketidaksiapan SDM dari masyarakat juga akan berimbas pada kesiapan masyarakat dalam menghadapi arus globalisasi yang terus melaju. bagaimana tidak, ditengah arus globalisasi dengan sistem kapitalisme yang berkembang mengakibatkan masayarakat pribumi hanya menjadi kuli dinegeri sendiri, belum lagi wacana pasar bebas yang akan merambah ke negara ini. implikasi dari  ketidak siapan mental dan SDM masyarakat pribumi justru secara perlahan aset-aset kekayaan negara ini akan terjual dan dikuasai oleh para pemilik modal tentunya. 

Inilah problem bangsa ini yang tergambar secara umum, jika kita telusuri secara substantif, ketidakmapanan mental dan SDM masyarakat berimplikasi kepada kurangnya rasa kesadaran masyarakat betapa pentingnya memanfaatkan SDA yang ada, bukan
 kemudian merusak serta membiarkan orang asing menguasai kekayaan-kekayaan yang kita miliki. Cendrung kesadaran itu muncul ketika kekayaan alam sudah terkuras dengan tidak terkontrol yang kemudian mengakibatkan bencana alam.

Disisi lain permasalahan moral bangsa yang semakin menurun akibat dari arus globalisasi yang tidak mampu digiring menjadi sesuatu yang positif malah hal-hal negatif yang membudaya. terlebih dekradasi moral merambah pada generasi-generasi muda yang kemudian menjadi generasi penerus estafet kepemimpinan. Akan dibawa kemana bangsa ini ?? bahkan untuk mewujudkan kemajuan bangsa justru akan malah lebih jauh untuk dicapai.

Tantangan kedepan, untuk mewujudkan sebuah kemandirian bangsa perlu ada solousi-solusi yang kongkrit dalam menjawab sebuah permasalahan yang telah digambarkan ditas yang intinya mencerdaskan masyarakat dan kemudian kesejahteraan dengan sendirinya akan terwujud. Kesiapan mental dan SDM yang mapan hinggakan bangsa ini benar-benar mandiri dan menjadi bangsa yang besar, bukanmalah terus bergantung kepada negara lain yang faktanya kita hanya terikat hutang sementara kekayaan alam habis diekploitasi oleh pemilik-pemilik modal asing.

Kembali kepada pentingnya peran gerakan mahasiswa sebagai kaum intelektual dan agen perubahan agar lebih peka dalam menyikapi permasalahn-permasalahan bangsa ini, karna ditangan generasi mudalah penerus estafet kepemimpinan akan diwarisi. Generasi muda yang kritis dan memiliki pergerakan yang radikalah yang akan melahirkan sebuah warna dan perubahan baru untuk kemajuan dan kemandiarian bangsa ini, tentunya dengan memberikan sebuah pemikiran yang tertuang pada tawaran sistem yang lebih baik dari yang telah ada. Seperti ungkapan Horace M kallen ”Radikalisasi merupakan respon terhadap situasi (sistem) yang sedang berlangsung yang berbuntut pada penolakan, kritik-kritk bahkan pengecaman dengan upaya mengganti tatanan tersebut dengan suatu bentuk tatanan lain”.(Ubedillah Badrun : 12)

            Menyikapi tantanngan-tantang yang diuraikan diatas, maka perlu ada sebuah pembianaan mental generasi yang kokoh dengan mengadakan berbagai macam diskusi-diskusi yang massiv serta sebuah pola pengkaderan yang tersistematis dan berkesinambungan, maka dari itu kami dari HMI cabang pekanbaru mencoba menggagas pelatihan-pelatihan tersebut demi mempersiapkan generasi yang kokoh, kritis dan peka terhadap permasalahan-permasalahan bangsa.