Tak Efektif, Dokter Paru dan Gubernur Jabar Sarankan Warga Tak Pakai Masker Scuba-Buff

Header Halaman Destop

Banner Iklan Sariksa

Tak Efektif, Dokter Paru dan Gubernur Jabar Sarankan Warga Tak Pakai Masker Scuba-Buff

Jumat, 18 September 2020


Hmizone
.id, Jakarta 
- Sebelumnya PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI), mengunggah efektivitas masker scuba dan buff hanya memiliki efektivitas 0 persen hingga 5 persen untuk mencegah risiko terpapar virus, bakteri, debu atau partikel lainnya. Data ilmiah itu juga dibenarkan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melalui pernyataan Juru Bicara, Wiku Adisasmito.

Dokter spesialis paru dari RS Persahabatan, dr Erlina Burhan MSc, SpP, pun juga menjelaskan kenapa masker scuba tidak disarankan untuk dipakai lagi. Ini karena masker jenis itu tidak akan memberikan proteksi yang baik pada pemakainya ataupun orang lain.


"Masker scuba itu jangan dipakai, karena kemampuan filtrasinya sangat rendah hanya 0 sampai 5 persen. Itu kan bahannya sangat-sangat elastis ya dan hanya satu lapis, jadi tidak melindungi," tegas dr Erlina Kamis (17/9/2020)."Apalagi kalau orang ditarik-tarik, semakin lebar, semakin besar pori-porinya, sama saja seperti tidak pakai masker. Bahaya itu," imbuhnya.


Sebagai gantinya, dr Erlina lebih menyarankan dan menghimbau masyarakat untuk menggunakan masker kain tiga lapis. Meskipun proteksinya lebih rendah dari pada masker medis, apalagi masker tersebut bisa dicuci.


"Kalau proteksinya lebih bagus masker bedah dibandingkan masker kain. Tapi, beda-beda sedikit lah nggak apa-apa lah masyarakat pakai masker kain ya," imbau dr Erlina.



Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga  mengimbau agar warga tak menggunakan masker berbahan scuba dan masker buff dalam menangkal virus Corona. Menurutnya, penggunaan masker jenis tersebut tak efektif dalam menangkal droplet, atau percikan pernafasan yang muncul saat bersin atau batuk.



"Dulu scuba oke (dipakai) karena mudah dan murah, sekarang tidak boleh, ya, sudah menyesuaikan atau beradaptasi saja, karena ini bagian dari AKB," ujar Kang Emil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (17/9/20).Soal adaptasi penggunaan masker, Kang Emil juga mencontohkan kondisi di awal pandemi saat masker disebut hanya digunakan oleh orang yang sakit. Namun, setelah diteliti, masker juga ternyata harus dipakai orang yang sehat guna mencegah penularan COVID-19.


"Dulu, yang pakai masker hanya untuk yang sakit, setelah direvisi ternyata untuk (dipakai) orang yang sehat juga," ujar Kang Emil.


Untuk diketahui, memakai masker merupakan satu dari tiga protokol kesehatan 3M. Dua lainnya adalah menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.


Dari tiga cara pencegahan penularan COVID-19 itu, penggunaan masker dinilai paling penting dan efektif asalkan masker yang dipakai sesuai dengan jenis masker yang paling efektif mencegah penularan virus, antara lain masker bedah dan masker kain tiga lapis.

Oleh karena itu, Ridwan Kamil berharap warga Jawa Barat, khususnya yang berdomisili di Bogor-Depok-Bekasi (Bekasi) agar bisa menyesuaikan diri dengan larangan penggunaan masker scuba dan buff di Kereta Rel Listrik (KRL) dengan menggunakan masker yang lebih protektif.