JK: New7Wonders Jangan Dicari Seperti RT/RW

Header Halaman Destop

Banner Iklan Sariksa

JK: New7Wonders Jangan Dicari Seperti RT/RW

Rabu, 02 November 2011
HMI PEKANBARU; Tinggal delapan hari waktu bagi Komodo untuk berjuang dalam ajang News7Wonders. Makin mepet, kontroversi makin kuat. Yang terakhir soal keabsahan pihak penyelenggara.

Adalah Duta Besar Indonesia untuk Swiss, Djoko Susilo yang mengatakan, New7Wonders abal-abal. Alasannya, alamat yang tertera tak valid. Setelah ditelusuri, ia berbentuk museum dan tak terlihat ada kesibukan kerja panitia. Ketua Tim Pemenangan Komodo, Emmy Hafild membantah keras soal ini. Museum yang ditemukan Djoko itu dan bernama Heidi Weber itu adalah museum milik Bernard Weber, pemilik New7Wonders.

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang didapuk menjadi duta Komodo, juga menjawab tuduhan alamat abal-abal yang dituduhan Dubes Djoko itu. "Saya hargai usaha Pak Dubes yang sudah bersusah payah mencari alamat. Tapi jangan mencari alamat di RT/RW. Kok seperti mencari alamat di Indonesia saja," ucap Jusuf Kalla di Jakarta, 2 November 2011.

Mencari alamat dan menjelajahi rekam jejak New7Wonders itu, kata JK,  bisa lewat website New7Wonders. Di situ tertera jelas apa sesungguhnya yayasan ini, apa programnya dan siapa saja pemimpin dunia, presiden, artis dan sebagainya, yang berpartisipasi berkampanye untuk negara mereka. Kalau kurang puas, konfirmasi saja kepada tokoh-tokoh dunia itu. Tokoh-tokoh itu adalah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Filipina, tiga tokoh peraih nobel di Afrika Selatan yakni F de Klerk dan Neslon Mandela.
Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga mengajak warga masyarakat untuk vote Komodo. Jadi, tanyalah kepada orang-orang itu, lihat rekam jejak New7wonders itu.
Kalau serius mau cek, kirim saja email, atau telpon saja si pemilik yayasan itu. Ajak bertemu. Tidak terlalu susah.  "Zaman sekarang tidak lagi dibutuhkan kantor yang besar, karena semua serba digital. Inikan masalah dunia, mereka selalu keliling dunia mengunjungi negera-negara seperti Indonesia, Filina dan lainnya," tambah Kalla.

Kalla menegaskan, yayasan itu memiliki kantor, jadi tidak perlu diragukan. "Saya sudah cek, dan itu benar. Jadi kalau tanya-tanya RT/RW nya tidak benar itu. Dan permasalahan ini, cuma karena sirik saja. Masalah hanya ada di Indonesia," tandasnya.

Sementara, soal informasi gugatan pemerintah ke New7Wonders, Kalla sudah mengklarifikasi ke Todung Mulya Lubis,  pengacara Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. "Pemerintah tidak melakukan gugatan apapun. Saya sudah telepon Pak Todung, saya tegaskan tidak ada gugatan apapun," terangnya.

Namun, ungkap Kalla, pemerintah hanya menanyakan benar dan tidaknya yayasan itu. "Hasilnya ya pasti benar," tandasnya.