Pekanbaru, HMI PEKANBARU - Cabang Pekanbaru, Riau akan menyelenggarakan pelatihan Intermediate Training (LK 2) se-Sumatra pada tangggal 04-10 Desember 2010. Tema yang akan diangkat pada acara tersebut adalah “HMI dalam Upaya Menggagas Karakter Pemimpin Yang Progresif dan Inovatif ."
Ketua panitia acara Hafid Fahdani mengharapkan partisapasi dari kader-kader HMI se-Nusantara khususnya yang berada di wilayah Badko Sumatra Raya untuk menjadi peserta dalam acara tersebut.
Berikut adalah TOR acara, sebagaimana yang dikirim oleh panitia kepada pbhmiNET:
Term of Refference LK II HMI Cabang Pekanbaru
"HMI dalam Upaya Menggagas Karakter Pemimpin Yang Progresive dan Inovatif"
Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta komunikasi dan informasi semakin mewarnai kehidupan bermasyarakat. Hal teresebut menyebabkan kebudayaan di dunia semakin berinteraksi secara global yang mengakibatkan terjadinya perubahan baik di bidang politik, ekonomi maupun sosial baru yang melahirkan kenyataan terjadinya perubahan budaya dan pola kepemimpinan.
Sistem demokrasi di Indonesia hendaknya mampu memberikan konstribusi bagi tingkat kesejahteraan rakyat secara nasional atau kemajuan suatu daerah yang sejak lama sudah menjadi perdebatan dikalangan ilmuan politik maupun ilmuan ekonomi. Apatah lagi tingkat keberhasilan dalam penyelengaraan demokrasi suatu negara erat hubungannya dengan tingkat keberhasilan dalam membangun suatu daerah dan kesejahteraan rakyat.
Dewasa ini, bangsa Indonesia sudah menjalankan roda sistem demokrasi sejak 11 tahun silam. Dimana bangsa Indonesia langsung dan bebas sesuai hati nurani yang akan menentukan siapa pemimpin yang layak untuk memimpin bangsa ini. Bukan terjebak dengan tawaran sistem dan calon pemimpin yang ada, Akan tetapi rakyat harus lebih selektif dan jeli menentukan serta mempersiapkan pemimpin yang mampu untuk mengarahkan dan memimpin negeri ini ke depan.
Berangkat dari sinilah kita sebagai bangsa Indonesia sudah harus, dan sudah menjadi kewajiban bagi semua pihak untuk ikut bertanggung jawab atas kemajuan dan kemunduran negeri ini, Minimal ikut berpartisipasi dalam menentukan dan mempersiapkan seorang pemimpin yang akan menjalankan roda pemerintahan di negeri ini.
Berbicara kepemimpinan di negeri yang menerapkan sistem demokrasi, tidak terlepas dengan kekuasaan. Kekuasaan bukanlah suatu ajang yang harus diperebutkan dan dikompetisikan, juga bukan suatu kesempatan untuk memperkaya diri ataupun kelompok serta membentuk sebuah rezim yang berkuasa, Akan tetapi kekuasaan adalah sebuah amanah besar sistem demokrasi yang dititipkan oleh rakyat yang harus dipertanggung jawabkan, baik dihadapan rakyat maupun dihadapan tuhan nantinya.
Dalam konteks ini, pemimpin daerah dan negara pada umumnya menjadi topik sentral yang akan kami gagas dan diskusikan guna untuk membangun karakter dan mental pemimpin yang progresive dan inovatif serta pemimpin yang mempunyai gagasan-gagasan yang brilian serta visi misi yang jelas, yang bisa mensejahterakan segenap bangsa Indonesia, bukan pemimpin yang mempunyai mental asal bicara, korup dan nepotisme.
Problem dan tantangan
Ada pertanyaan fundamental yang layak diajukan, sudah layakkah pemimpin yang berkuasa di negeri ini? Sudahkah kita mempersiapkan calon pemimpin yang akan memimpin negeri ini ? Pertanyaan tersebut menjadi kenyataan yang tidak terhindarkan karena sudah banyak pemimpin yang dinilai gagal dalam mengemban amanah besar demokrasi dan amanah rakyat.
Fenomena riil yang dapat kita lihat dari bangsa ini adalah banyaknya pemimpin baik ditingkat daerah mapun ditingkat pusat yang tersandung kasus dan masalah. Baik masalah pengambil kebijakan, manipulasi, mengadu domba, korupsi, kolusi dan nepotisme bahkan lebih dari itu. Fenomena ini terjadi karena tidak adanya kesiapan bangsa ini untuk menentukan dan memberikan gagasan-gagasan dan terobosan baru kepada para calon pemimpin muda yang ada di negeri ini. Rakyat hanya puas dengan keadaan dan sistem yang ada, sehingga para pemimpin negeri ini dengan senang hati berdalih dan berbuat sesuka hatinya.
Fenomena lain, ketidaksiapan SDM dari masyarakat juga mempengaruhi dan akan berimbas pada proses sistem demokrasi, yakni dalam menentukan pemimpin yang akan memimpin negeri ini. Baik ketidaksiapan dari segi karakter dan mental serta figur calon pemimpin yang muncul, sehingga masyarakat terjebak dalam ke-bias-an dan obrolan murahan dari para calon pemimpin yang muncul.
Membangun karakter dan mental seorang pemimpin tidaklah semudah apa yang kita bayangkan, Perlu dipersiapkan dengan matang dan mendalam. Selain karakter dan mental, jiwa pemimpin itu sebuah anugrah yang dibawa sejak lahir, ada juga pemimpin yang lahir dari lingkungannya, yang mengharuskan seseorang itu menjadi pemimpin. baik untuk keluarga, daerah maupun negaranya.
Kembali kepada pentingnya peran masyarakat bangsa Indonesia dan kalangan mahasiswa khususnya, sebagai kaum intelektual dan agen perubahan agar lebih peka dalam menyikapi permasalahan-permasalahan bangsa ini, karna ditangan generasi mudalah penerus estafet kepemimpinan akan diwarisi. Generasi mudalah yang akan mewarisi bangsa ini, tentunya dengan memberikan sebuah pemikiran yang tertuang pada tawaran sistem dan gagasan-gagasan yang lebih baik dari yang telah ada. Seperti ungkapan Horace M kallen ”Radikalisasi merupakan respon terhadap situasi (sistem) yang sedang berlangsung yang berbuntut pada penolakan, kritik-kritk bahkan pengecaman dengan upaya mengganti tatanan tersebut dengan suatu bentuk tatanan lain”. (Ubedillah Badrun : 12).
Menyikapi permasalahan-permasalahan yang diuraikan diatas, maka perlu ada sebuah gagasan yang perlu didiskusikan untuk membangun karakter dan mental serta mempersiapkan pemimpin muda yang progresive dan inovatif dengan mengadakan berbagai macam diskusi-diskusi yang massiv serta sebuah pola pengkaderan yang tersistematis dan berkesinambungan, maka dari itu kami dari HMI Cabang Pekanbaru mencoba menggagas pelatihan-pelatihan tersebut demi mempersiapkan pemimpin muda yang progresive dan inovatif yang benar-benar memikirkan kesejahteraan bangsa dan negara.