Pernyatan Sikap HMI Pekanbaru Atas Kebiadaban POLRI

Header Halaman Destop

Banner Iklan Sariksa

Pernyatan Sikap HMI Pekanbaru Atas Kebiadaban POLRI

Rabu, 10 November 2010
Berikut adalah pernyataan sikap HMI Cabang Pekanbaru atas penembakan yang dilakukan oleh Brimob Kepolisan Resor Kuantan Singingi terhadap para petani di desa Koto Cengar, Kecamatan Kuantan Mudik, Kebupaten Kuantan Sungingi.

Press Releas
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Pekanbaru
“Hilangnya Rasa Kemanusiaan di Tubuh POLRI”





Butir sila kedua Pancasila yang menyebutkan dengan jelas: “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”, ini menunujukan bahwa Negara Indonesia memberikan tunjuk ajar kepada rakyatnya agar menjunjung tinggi rasa kemanusian, saling menghargai hak hidup orang lain dan memperlihatkan ciri khas sebagai bangsa yang beraab. Butir sila kedua Pancasila ini tentu telah memberikan amanah kepada Negara untuk kemudian menjamin dan melindung hak-hak asasi rakyatnya dalam sebuah kerangka keadilan.
Namun dalam realitanya menyimpang dari semangat “keadilan dan keberadaban” tersebut. Hal ini terlihat dari insedan penembakan warga masyarakat Kuantan Singingi Raiu pada tanggal 8 juni lalu oleh anggota Satuan Brigade Mobil (Brimob) Polres Kuansing. Penembakan itu terjadi menyusul sengketa antara warga petani dan perkebunan kelapa sawit PT Tri Bakti Sarimas. Akibat penembakan yang membabi-buta dilakukan aparat Brimob Kepolisan Resor Kuantan Singingi (Kuansing) ini mengakibatkan 2 (dua) orang petani terkena tembakan, seorang petani diantaranya bernama Niar (35), perempuan asal desa Koto Cengar, Kecamatan Kuantan Mudik, Kebupaten Kuantan Sungingi TEWAS seketika. Sementara seorang lagi Siman (47), luka serius akibat terjangan peluru tajam. Sebaliknya, kemarahan petani diluapkan dengan membakar satu truk Brimob Polres Kuansing.
Jaminan Negara atas Hak-hak rakyatnya tercederai oleh institusi Negara itu sendiri dalam hal ini lembaga kepolisian (POLEI). POLRI yang mustinya berfungsi mengayomi dan melindungi rakyatnya dengan memperlihatkan wajah yang bersahabat sebagai mitra masyarakat, realitanya malah terbalik dari apa yang kita harapkan. Kepolisian hari ini malah memperlihatkan wajah sangarnya yang begitu arogan, tempat dimana bersarangnya para mafia-mafia yang selalu menyusu dengan kaum kapitalis (dalam hal ini perusahaan), tidak ada rasa kemanusiaan, represif dan anarkis. Premanisme di tubuh lembaga kepolisian ini telah menjadikan citra kepolisian tidak lagi dipercayai oleh rakyat.
Dari tindakan brutal dan tidak ada rasa kemanusiaan oleh aparat kepolisian ini, kami dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pekanbaru melihat telah terjadinya pelanggaran HAM berat yang harus diusut tuntas. Maka dengan ini kami menyatakan sikap dengan tegas
1. Mengutuk tindakan penembakan brutal secara membabi buta yang dilakukan aparat kepolisian terhadap masyarakat kuantan Mudik kabupaten kuansing yang telah mengakibatkan jatuh korban jiwa
2. Meminta Kapolda Riau dan Kapolres Kuansing untuk bertanggung jawab atas terjadinya inseden berdarah tersebut
3. Mendesak KAPOLRI untuk segera mencopot Kapolres Kuantan Singingi, karena telah terbukti tidak mampu menetralisir anggotanya dari tindakan brutal yang tidak berperi-kemanusiaan terhadap masyarakat.
4. Mendesak komnas HAM untuk segera mengusut tuntas insiden ini, karena telah terjadi pelanggaran HAM berat yang patut diberikan sanksi pidana.
5. Mendesak Kapolda untuk mengusut tuntas permasalahan ini serta memberikan sanksi yang tegas kepada oknum Brimob, pelaku penembakan sesuai dengan hukum yang berlaku.
6. Mendesak presiden agar segera melakukan reformasi birokrasi di tubuh POLRI
Demikian pernyataan sikap ini kami buat.
Wassalam
Pekanbaru, 09 april 2010

Tata Maulana
Ketua Umum HMI (MPO) Pekanbaru